Jelajahi Web

Dentuman Keras di Pulau Sulawesi, Akibat Apa?

Belakangan ini, ramai di media sosial tentang suara dentuman keras. Entah asal suaranya dari mana, belum ada yang tahu pasti.

Kali ini, di Pulau Sulawesi. Belum pulih trauma akibat gempa Palu yang disertai dengan tsunami, dentuman itu tentu mengembalikan trauma di tengah masyarakat.

Belakangan ini, suara itu hanya didengar di Sulawesi Tengah. Namun, kini juga terdengar di beberapa titik yang berbeda. Seperti di Sulawesi Selatan.

Bahkan, saya juga mendengar secara langsung dentuman keras itu yang radiusnya jauh dari Kota Palu. Per tanggal 23 Juni malam suara itu terdengar jelas. Itu kali kedua saya mendengarnya, dimana malam sebelumnya saya tidak hirau akan bunyi dentuman keras itu.

Kejadian dentuman yang saya dengarkan bukan di siang hari seperti di Kota Palu, melainkan di subuh hari. Itu terdengar dua kali berturut-turut.

Selain itu, di daerah Morowali juga seorang teman menulis status yang sama. Pun di Palopo, ada teman yang mengabadikan bunyi itu dalam sebuah status.

Yah, kita baiknya berpikir positif saja. Mudah-mudahan itu bukan sinyal bahaya dari Bumi. Atau bahkan dari langit, seperti yang kerap terjadi di daerah lainnya.

Dentuman yang sama juga pernah terjadi di Sumatera Selatan. Warga dihebohkan akibat suara misterius itu. Warganet pun ikut ramai membincang. Kejadiannya pada 2018 lalu di Bulan 12 tanggal 24.

Akibat ramai jadi perbincangan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) Stasiun Kenten Palembang turut mencari tahu. BMKG menyatakan, dari pantuan Citra Radar dan Satelit Cuaca tidak ada indikasi parameter cuaca yang menyebabkan suara di Sumatera Selatan.

Namun, belakangan diketahui jika dentuman itu berasal dari aktivitas anak krakatau. BMKG kembali merilis ulang sumber suara itu.

Baru-baru ini, dentuman keras juga tercatat di Aceh. Terjadi di bulan 2 di 2019 ini. Bahkan dentuman keras itu terjadi sebanyak tiga kali.

Akibat dari dentuman itu, warga sampai-sampai berhamburan ke jalan. Bahkan ada yang segera berlari melihat kondisi laut.

Sebagian warga mengira dentuman yang terjadi pada siang bolong tersebut adalah pertanda datangnya sebuah bencana. Namun belakangan juga tidak terjadi apa-apa.

Di Batam, Kepulauan Riau juga pernah mendengar suara dentuman keras itu. Suaranya juga menggemparkan masyarakat, banyak masyarakat yang sampai-sampai keluar rumah.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan,
Geofisika (BMKG) Hang Nadim, Batam, pun tak mendeteksi gejala gempa bumi. Kepala Seksi Data dan informasi BMKG Hang Nadim Batam mengatakan bahwa pihaknya juga sudah berkonsultasi dengan BMKG Jakarta.

Sampai-sampai di Batam, BMKG mendatangkan alat khusus untuk mendeteksi dentuman keras itu yang ternyata disertai getaran yang bukan gempa bumi.

Kembali ke Pulau Sulawesi, banyak yang kemudian berspekulasi tentang dentuman keras itu. Ada yang mengatakan pemusnahan peledak, ada yang juga menanggapinya dengan bercanda. Tapi, tidak sedikit yang kemudian merasa awas akan fenomena itu.

Khusus di Palopo, tak banyak orang ternyata mendengar hal itu. Tapi kita terus berharap agar tidak lagi terjadi petaka yang bisa memakan korban jiwa. Sebab belum ada penjelasan resmi terkait dentuman itu.

Dari beragam peristiwa dentuman keras itu, tercatat BMKG tidak serta merta bisa mengeluarkan analisis ilmiah. Namun, pihak BMKG selalu mencari tahu aktivitas bumi dan juga hal lainnya baru bisa mengeluarkan pernyataan.

Mari selalu waspada dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

0 Response to "Dentuman Keras di Pulau Sulawesi, Akibat Apa?"